Sunday, October 23, 2011

Realita Kepalsuan

Selamat Pagi Pak!!! Selamat Pagi Bu!!! ucap para siswa dengan sapaan palsu.
Lalu mereka pun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu. Karena nilai belum mencapai KKM, maka berdatanganlah mereka ke rumah bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop, bingkisan, yang berisi perhatian dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu disertai tolakan-tolakan palsu, akhirnya mereka menerima juga rasa hormat palsu itu sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai palsu itu dengan nilai-nilai palsu yang baru.
Masa demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, dokter-dokter palsu, ahli hukum palsu, pembela negara palsu, hingga seniman-seniman palsu. Dengan gairah tinggi mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan ekspor dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan berbagai jenis barang kualitas palsu.
Lalu orang-orang palsu meneriakkan kegembiraan palsu dan mendepabatkan gagasan-gagasan palsu di tengah seminar, sosialisasi, dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya demokrasi palsu yang bekibar begitu nyaring dan palsu.
Masihkah kita betah dan terus terbelenggu dengan kepalsuan yang akan membawa keterpurukan?????
Rasanya kita perlu merefleksi ke nurani yang takkan pernah bisa untuk terpalsukan!!!

No comments:

Post a Comment